Hutan yaitu napas di setiap daerah, demikian pula juga Hutan Suranadi yang terletak di wisata Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di Kecamatan Narmada, Kabupaten Pulau Lombok Barat, Taman Berwisata Alam Suranadi menjadi pusat udara bersih bagi warga Pulau Lombok.
Dan luas mencapai 52 hektare, Taman Tamasya Alam Suranadi yaitu hutan lindung serta taman berlibur alam yang akrab dikunjungi tetapi rakyat Lombok. Dengan keadaan wilayah yang datar, landai, miring, dengan sedikit bergelombang, Hutan Suranadi didominasi tanah mediteran cokelat. Iklim dalam hutan dan termasuk selalu subur, digolongkan ke di style D serta curah hujan satu.500-2.000 mm/tahun. Hutan Suranadi mempunyai musim penghujan mulai dari Bulan September hingga Bulan Maret. Dan potensi air mencapai 51 hari/tahun, kelembapan udara pada Hutan Suranadi sekota 78% juga temperatur rata-rata 22,2 celcius (minimal) serta 36,9 celcius (prima).
“Suranadi” dari dari “sura” yang berarti dewa serta “nadi” yang berarti sungai. Rakyat setempat beranggapan “suranadi” memiliki ungkapan khayangan, merujuk kamus bahasa Jawa.
Hutan Suranadi yang akrab digunakan untuk pendidikan serta penelitian tersebut meraih 21 mata air dengan tiga sungai yang mengalir selama season. Ketersediaan air yang tetap terjaga sepanjang musim menciptakan hutan itu ditumbuhi beberapa bentuk flora. Mengunjungi hutan itu, Kamu sukses melihat pepohonan yang berdiri kokoh menjulang tinggi, dengan membuat Kita rasanya kerdil.
Pohon seperti pulai ita, terep, kemiri, bayur, serta beringin menyebar lebar pada Hutan Suranadi. Bahkan, pada hutan ini terdapat pohon beringin dan terep yang memiliki diameter 80-150 cm juga tinggi mencapai 40 m.
Tidak sekedar pepohonan yang menjulang tinggi, kawasan tersebut dan mempunyai perbendaharaan tumbuhan obat yang amat kaya. Dari hasil identifikasi para ilmuan, ditemukan satu kota 88 macam tumbuhan obat yang sebagai penangkal penyakit semacam demam, batuk, malaria, cacingan, obat anti radang, penawar racun, dan luka bakar.
Selain beragam flora, aneka fauna juga jadi penghuni Hutan Suranadi. Monyet ekor panjang, biawak, kadal, ular, dan beberapa jenis burung yang dilindungi semacam burung jantingan, cerucuk, isap madu, serta raja udang jadi fauna yang selalu bertahan di di Hutan Suranadi. Potensi seperti inilah yang dikembangkan menurut pihak pengelola dalam mengembangkan kekayaan alam Suranadi. Kawasan tersebut juga berpeluang adalah tempat berwisata dengan aktifitas di luar ruang. Bersepeda, jungle trekking, sampai flying fox bisa dilakukan pada Taman Berlibur Alam Suranadi.
Dan luas mencapai 52 hektare, Taman Tamasya Alam Suranadi yaitu hutan lindung serta taman berlibur alam yang akrab dikunjungi tetapi rakyat Lombok. Dengan keadaan wilayah yang datar, landai, miring, dengan sedikit bergelombang, Hutan Suranadi didominasi tanah mediteran cokelat. Iklim dalam hutan dan termasuk selalu subur, digolongkan ke di style D serta curah hujan satu.500-2.000 mm/tahun. Hutan Suranadi mempunyai musim penghujan mulai dari Bulan September hingga Bulan Maret. Dan potensi air mencapai 51 hari/tahun, kelembapan udara pada Hutan Suranadi sekota 78% juga temperatur rata-rata 22,2 celcius (minimal) serta 36,9 celcius (prima).
“Suranadi” dari dari “sura” yang berarti dewa serta “nadi” yang berarti sungai. Rakyat setempat beranggapan “suranadi” memiliki ungkapan khayangan, merujuk kamus bahasa Jawa.
Hutan Suranadi yang akrab digunakan untuk pendidikan serta penelitian tersebut meraih 21 mata air dengan tiga sungai yang mengalir selama season. Ketersediaan air yang tetap terjaga sepanjang musim menciptakan hutan itu ditumbuhi beberapa bentuk flora. Mengunjungi hutan itu, Kamu sukses melihat pepohonan yang berdiri kokoh menjulang tinggi, dengan membuat Kita rasanya kerdil.
Pohon seperti pulai ita, terep, kemiri, bayur, serta beringin menyebar lebar pada Hutan Suranadi. Bahkan, pada hutan ini terdapat pohon beringin dan terep yang memiliki diameter 80-150 cm juga tinggi mencapai 40 m.
Tidak sekedar pepohonan yang menjulang tinggi, kawasan tersebut dan mempunyai perbendaharaan tumbuhan obat yang amat kaya. Dari hasil identifikasi para ilmuan, ditemukan satu kota 88 macam tumbuhan obat yang sebagai penangkal penyakit semacam demam, batuk, malaria, cacingan, obat anti radang, penawar racun, dan luka bakar.
Selain beragam flora, aneka fauna juga jadi penghuni Hutan Suranadi. Monyet ekor panjang, biawak, kadal, ular, dan beberapa jenis burung yang dilindungi semacam burung jantingan, cerucuk, isap madu, serta raja udang jadi fauna yang selalu bertahan di di Hutan Suranadi. Potensi seperti inilah yang dikembangkan menurut pihak pengelola dalam mengembangkan kekayaan alam Suranadi. Kawasan tersebut juga berpeluang adalah tempat berwisata dengan aktifitas di luar ruang. Bersepeda, jungle trekking, sampai flying fox bisa dilakukan pada Taman Berlibur Alam Suranadi.